Sekretaris Komisi Fatwa MUI Asrorun Niam meminta umat Islam menggunakan akalnya dalam menyikapi wabah ini.
"Kita diberi akal untuk memilih, memilih antara hidup dan mati, memilih sakit atau sehat. Ketika diberi sakit maka dianjurkan akal sehat kita untuk berobat. Benar, sakit ciptaan Allah, tapi dengan akal budi yang diciptakan Allah kita diwajibkan untuk ikhtiar (berusaha)," kata Asrorun dalam jumpa pers di Kantor BNPB, Jakarta, Kamis (19/3/2020).
"Kalau kita sehat diwajibkan untuk menjaga kesehatan jangan sampai menjerumuskan diri ke dalam kebinasaan," ujarnya.
Asrorun mengatakan pihaknya telah menerbitkan fatwa melarang umat Islam melakukan ibadah dalam kerumunan massa. Fatwa itu, katanya, merupakan bagian dari ikhtiar untuk menekan penyebaran virus.
Dia juga membantah tudingan sebagian pihak bahwa MUI melakukan konspirasi mengosongkan masjid dengan fatwa tersebut.
"Bukan berarti meniadakan ibadah, tapi semata untuk kepentingan memberikan perlindungan agar tidak menularkan kepada yang lain," tutur Asrorun.
Sebelumnya, MUI menerbitkan Fatwa MUI Nomor 14 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Ibadah dalam Situasi Terjadi Wabah Covid-19. Dalam fatwa itu, MUI melarang umat Islam di daerah terpapar corona untuk melakukan Salat Jumat berjamaah, Salat Id, Salat Tarawih berjamaah, dan majelis taklim.
Salah satu respons yang menyita perhatian publik berasal dari mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo. Lewat akun Instagram @nurmantyogatot, dia menyebut ada penggaungan fobia masjid seakan-akan menjadi sumber virus corona. Gatot bahkan mengajak umat Islam tak takut beribadah di masjid.
"Virus Corona (covid-19) adalah ciptaan Allah dan yg kena pasti juga atas ketetapan Allah," tulis Gatot dalam unggahannya, Rabu (19/3/2020). (CNN)
0 Comments