Setiap tahun warga Mekah menyediakan makanan berbuka puasa untuk jamaah di sekitar Masjid Haram. Ini tradisi turun-temurun di kalangan warga Mekah. Haydar Amoun, 56 tahun penduduk Mekah, mengatakan setiap bulan Ramadhan ia mengumpulkan anak-anak dan cucunya untuk memberi makanan berbuka puasa kepada orang miskin dan jamaah Masjid Haram.
Dia membawa mereka beberapa jam sebelum berbuka puasa sehingga mereka dapat mengatur makanan tersebut di lingkungan miskin. Makanan untuk berbuka puasa yang ia sediakan terdiri dari pisang, jeruk, biskuit, kurma, dan air.
"Kami memiliki anggaran untuk menyediakan makanan-makanan ini. Kita mulai mengumpulkan uang untuk itu beberapa bulan sebelum Ramadhan.. Kami tidak mengharapkan apa-apa selain pahala dari Allah,” katanya kepada Associated Press.
“Kami menargetkan wilayah-wilayah miskin dan mendistribusikan makanan di antara orang miskin dan yang membutuhkan. Sisanya yang kita distribusikan kepada jamaah dalam perjalanan mereka ke Masjidil Haram."
Penduduk Mekah lainnya, Hosni Labban, mengatakan dia berpartisipasi setiap tahun dengan mendistribusikan air dingin kepada para jemaah di samping susu dan kurma. Anggaran Labban terbatas sehingga ia mempersiapkan 50 kantong berisi air dingin dan susu.
"Saya menargetkan pengendara di jalan yang tidak bisa melakukan buka puasa di rumah. Pengemudi sering berkendara dengan kecepatan tinggi agar mereka bisa mencapai rumah pada waktunya, tetapi dengan mendistribusikan kantong makanan untuk mereka, mereka akan memperlambat dan mengemudi dengan aman karena mereka memiliki sesuatu untuk berbuka puasa dengan saya selalu memberitahu mereka untuk mengemudi dengan aman ketika saya mendistribusikan kantong-kantong makanan tersebut.. "
Menurut Abdul Latif Sharaf, 45 tahun, penduduk Makkah, menyediakan makanan berbuka puasa untuk jamaah Masjid Haram adalah pekerjaan mulia bagi umat Islam. Dia mewarisi tradisi ini dari ayahnya dan mengajarkan tradisi ini kepada anaknya yang berusia enam tahun.
"Setiap hari saya mengambil sejumlah besar kurma dan air Zamzam dingin dan pergi ke Masjidil Haram. Saya menyalurkan kurma dan air dengan anak saya kepada para jemaah Umrah di dalam area Tawaf segera setelah panggilan untuk shalat Maghrib mulai. Saya bangga melihat bahwa anak saya menikmati itu dan saya pastikan bahwa semua makanan yang saya bawa telah didistribusikan sebelum saya berbuka saya." (Mel/Sudan News Agency /ddhongkong.org).*
0 Comments